Bulan purnama di bulan November menawarkan pemandangan langit yang menawan, terutama karena ini adalah supermoon – salah satu dari tiga bulan berturut-turut, sangat besar dan terang yang menghiasi langit kita. Artikel ini merinci kapan harus melihatnya, apa namanya, dan memberikan pemahaman dasar tentang fase bulan.
Bulan Purnama November: Tanggal dan Waktu
Tandai kalender Anda! Bulan purnama bulan November akan mencapai puncaknya pada hari Rabu, 5 November 2025. Menurut Waktu dan Tanggal, bulan akan mencapai titik paling terang sekitar pukul 08:19 Waktu Bagian Timur.
“Beaver Moon”: Nama yang Berakar pada Tradisi
Bulan purnama secara historis diberi nama yang berbeda, sebuah praktik yang berasal dari budaya awal yang mengandalkan siklus bulan untuk melacak waktu dan mengantisipasi perubahan musim. Bulan purnama di bulan November dikenal sebagai Bulan Berang-berang. Asal usul nama ini terbuka untuk ditafsirkan, tetapi sebagian besar sumber menyatakan bahwa nama itu berasal dari adat istiadat penduduk asli Amerika. Beberapa orang percaya bahwa ini merujuk pada waktu ketika berang-berang secara aktif membangun atau memperbaiki bendungan mereka sebagai persiapan menghadapi musim dingin. Alternatifnya, hal ini mungkin terkait dengan tradisi penduduk asli Amerika dalam memasang perangkap berang-berang selama periode ini.
Mengapa Supermoon? Memahami Jarak Bulan
Bulan purnama di bulan November ini terkenal sebagai bulan super. Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan titik terdekat bulan dengan Bumi dalam orbitnya—fenomena yang dikenal sebagai perigee. Karena orbit bulan tidak berbentuk lingkaran sempurna, jaraknya dari Bumi bervariasi sepanjang bulan. Saat bulan purnama terjadi di dekat perigee, bulan akan tampak jauh lebih besar dan terang dibandingkan bulan purnama pada titik terjauhnya, sehingga berpotensi 14% lebih besar dan 30% lebih terang.
Menatap ke Depan: Bulan Purnama Desember
Bulan Berang-berang bukanlah peristiwa langit yang terakhir dan mengesankan. Bulan purnama berikutnya akan terjadi pada 4 Desember 2025, menurut Panduan Bulan Harian NASA, menandai supermoon terakhir dalam rangkaian ini.
Siklus Bulan: Lebih dari Sekadar Bulan Purnama
Bulan purnama hanyalah salah satu tahap dalam orbit bulan mengelilingi Bumi selama sekitar 29,5 hari. Fase bulan menggambarkan perubahan penampakan bulan saat kita melihatnya dari planet kita, mencerminkan perubahan jumlah sinar matahari yang menyinari permukaannya. Meskipun bulan berputar, kita selalu mengamati sisi yang sama; perubahan sudut sinar mataharilah yang menciptakan fase-fase berbeda.
Berikut rincian delapan fase bulan utama:
- Bulan Baru: Bulan terletak di antara Bumi dan matahari, sehingga sisi terangnya tidak terlihat oleh kita.
- Bulan Sabit Lilin: Sepotong cahaya tipis muncul di sisi kanan (di Belahan Bumi Utara).
- Kuartal Pertama: Separuh permukaan bulan disinari di sisi kanan—tampak seperti bentuk bulan sabit.
- Waxing Gibbous: Lebih dari separuh bulan menyala, tapi ini belum bulan purnama.
- Bulan Purnama: Seluruh permukaan bulan diterangi dan terlihat sepenuhnya.
- Wing Gibbous: Bagian bulan yang diterangi mulai berkurang di sisi kanan.
- Kuartal Terakhir (Kuartal Ketiga): Bulan sabit lainnya muncul, dengan sisi kiri menyala.
- Wing Crescent: Sepotong cahaya tipis tetap berada di sisi kiri sebelum siklus dimulai kembali.
Penamaan fase bulan yang konsisten oleh budaya awal menunjukkan pemahaman mendalam tentang pola siklus langit malam dan signifikansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Supermoon pada bulan November 2025 menawarkan kesempatan unik untuk mengapresiasi keindahan dan ritme siklus bulan, memberikan gambaran sekilas yang menarik tentang tata surya kita. Rangkaian supermoon yang berpuncak pada bulan Desember memberikan peristiwa astronomi yang sangat menakjubkan untuk disaksikan semua orang.
























